Hari itu, aku lupa tepatnya hari apa, yang pasti bukan hari Sabtu atau hari Minggu. Karna di hari itu abang, kakak ipar dan keponakan perempuan ku berada dirumah. Dan aku tidak mungkin melakukan kehebohan itu.
Kehebohan itu terjadi ketika aku lagi
mandi. Seperti rutinitas ku biasanya, sebelum mandi aku akan menggosok gigi ku
terlebih dulu. insiden itu pun terjadi.
Ini bukanlah kejadian yang kalian
bayangkan. Ini hanya kejadian dari kebodohan ku sendiri. Walau kalian tidak
berharap, ku harap kalian jangan menyesal untuk lanjur membacanya.
Ketika itulah, seekor kecoa menatap
kearah ku yang tengah menyikat gigi. Kalian akan mengatakan kamar mandi jorok? Ya,
karna aku memang bukan sosok yang pembersih.
Mata kami saling bertemu, sambil
terus menggerakkan sikat gigi ku di dalam mulut. Aku melihat kearah kecoa itu
yang juga melihat kearah ku. Mata kami terpaut beberapa detik saja, karna perlahan
dengan langkah kakinya yang kecil, kecoa itu berjalan kearah ku.
Ntah apa niat sesungguhnya, aku
menjerit heboh disertai umpatan kasar ku pada kecoa jahil itu.
“Kecoa bodoh! Jangan mendekati ku!”
Aku tidak banyak akal, aku menyiram
kecoa itu dengan air, agar makhluk kecil menggelikan itu, hanyut jauh dari ku. Sayangnya,
kamar mandi ku tidak terlalu lebar, kecoa itu hanya hanyut sedikit dari tempat
ku.
Kecoa itu memilih kabur dari ku,
bersembunyi dibalik ember, di dekat tumpukan sampah yang belum terbuang. Aku melanjutkan
aktivitas dengan tenang namun tetap siaga. Takut, kalau kecoa itu akan kembali.
Dugaan ku benar, ketika aku mandi
ntah sejak kapan kecoa itu sudah berdiri di dekat pintu kamar mandi dekat
dengan ku yang berdiri. Berimitasi menjadi dinding.
“Bangke!! Ngapain kamu disana!”
Aku kembali mengumpat, sambil terus
berusaha menyiram kecoa itu agar pergi. Menyebalkan, karna kecoa itu malah hari
kearah ku. Badan ku melompat-lompat menghindari kecoa itu yang mencoba
berlindung di kaki ku. Apa dia tidak sadar kalau aku membencinya?
Kejadian itu terus berlanjut, aku
tertawa ketika mendapati kecoa itu jatuh terguling. Kaki-kaki tipisnya bergerak
seakan meminta pertolongan ku. Aku mengambil kesempatan itu untuk melanjutkan
mandi ku.
Kecoa itu sempat berhasil berdiri,
namun akhirnya terguling lagi. Seperti itu sampai akhirnya aku bisa menyelesaikan
mandi ku.
Ketika aku akan keluar, aku menyirami
kecoa itu. Salah satu caraku, membantu kecoa itu bisa berdiri lagi. Berhasil berdiri,
kecoa itu pun kembali ke persembunyiannya. Aku keluar kamar mandi, awalnya aku
masih agak kesal. Tapi, setelah dipikirkan kembali, menurut ku itu kejadian
yang konyol.