Minggu, 25 Juni 2017

FLAT SHOES (chapter 1)

Diposting oleh Mspuput.blogspot.com di 6/25/2017 02:54:00 PM 0 komentar
Flat shoes

Cast:
Lalisa manobal aka Lalisa Kang
Song Min Ho aka Mino
Kang Seungyoon aka Seungyoon

************


Lisa berjalan malas menyusuri jalan. Keadaan jalan yang sangat ramai, juga suasana hari yang sangat panas membuatnya semakin malas untuk melangkah. Andai ia memiliki supir yang selalu sedia mengantar dan menjemput dirinya mungkin ia tidak akan kepanasan seperti ini.

Lisa baru saja pulang dari sekolahnya. ia tidak mendapatkan bus karna saat itu bus sudah penuh, membuat ia harus dengan sabar berjalan ke halte lain. Ia bisa saja menunggu bus selanjutnya, namun untuk seorang Lisa yang paling malas dalam soal menunggu, membuat ia memutuskan untuk melangkah menuju halte lainnya.

Berjalan dari sekolah menuju rumah memang cukup memakan waktu lama. Ia harus menempuh perjalanan sekitar 20 menit. Ia juga harus menaiki bus yang akan berhenti di halte yang tidak jauh dari sekolah tempat ia bersekolah.

Suasana panas ini lah yang membuatnya semakin malas untuk berjalan. Keringat di pelipis semakin deras mengucur ke wajahnya. Sesekali ia menyeka keringat yang turun dengan sapu tangannya.
Ia tidak menyukai musim panas. ia lebih menyukai musim dingin. Ia lebih senang merasakan kedinginan daripada kepanasan. Karna kepanasan membuat ia seperti ingin mati.

Bayangan kamar miliknya muncul di kepala. Suasana kamar yang berwarna biru dipenuhi tempelan tempelan lucu yang sengaja ia tempel, juga AC kamar yang selalu bersedia menemani, membuat ia semakin enggan melangkahkan kaki. Di saat seperti inilah yang akan membuat ia mulai berkhayal memiliki pintu kemana saja milik Doraemon.

Yahh sayangnya itu hanya bisa ia rasakan di angan saja. Tidak ada pintu yang seperti itu di bumi ini. Pintu itu hanya diciptakan untuk membuat anak-anak melangsungkan khayalannya. Dasar film pembohong.

“huhhh”

Ia menghela nafas kuat, semakin malas untuk melangkah. Rasanya kaki semakin enggan untuk melangkah. Kalau bukan mengingat hari yang sangat panas seperti sekarang mungkin ia akan berhenti dan duduk di jalan yang sedang ia lalui saat ini.

Pandangannya terhenti pada sebuah toko yang menjual beragam sandal. Otaknya bekerja mengingat sandal lusuh yang ada di rumahnya. Sandal yang sudah menemaninya selama hampir 4 tahun. Mungkin ia harus membeli satu sandal, agar sandal yang ada dirumahnya bisa pensiun dari tugas.

Ia langkahkan kaki memasuki toko sandal tersebut. Membalas senyum saat salah satu pelayan menyambutnya di muka pintu. Melihat-lihat sandal yang terpajang rapi di tiap-tiap rak satu persatu.

Matanya tertuju pada salah satu sandal yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Sebuah flat shoes berwarna peach benar-benar menarik perhatiannya. Memang tidak terlalu bagus tapi pasti sangat cocok bila ia memakainya.

ia hampiri rak tempat flat shoes itu berada. Memandangnya dengan jarak dekat agar bisa dengan jelas melihat flat shoes itu. Ia ambil flat shoes itu lalu memandang setiap detail yang ada pada flat shoes itu.

“sepertinya flat shoes itu tidak akan cocok denganmu nona” ujar sebuah suara berat yang tidak jauh dari telinganya.

Lisa menatap kearah pemilik suara yang tepat berada di sebelahnya. Seorang lelaki tinggi dengan wajah yang cukup tampan, anni bukan cukup tapi sangat tampan. Hidungnya yang mancung, matanya yang sedikit sipit juga postur badannya yang cukup woaahh.

Apa ia sedang bermimpi? Apa ia sedang mendapatkan jackpot hari ini? Dia bukan seorang artiskan? Apa dia member salah satu boygroup terkenal?

Banyak pertanyaan berkecamuk di kepalanya menerka-nerka siapa lelaki itu. Bahkan Song Yunhyeong kakak kelas tertampan di sekolahnya kalah tampan dengan lelaki ini. Sungguh Lisa terpesona dengan lelaki itu saat ini.

“helooo? Apa kau akan membelinya?” Tanya lelaki itu sambil mengibaskan tangan di depan mata Lisa.

Namun, tetap tidak ada respon dari Lisa Yang membuat lelaki itu mulai kesal. Ia pandangi Lisa dari ujung kaki hingga ujung kepala. Seragam sekolah lengkap yang masih terpasang dibadan gadis ini, yang menandakan bahwa gadis ini seorang anak sekolahan.

“cihh dasar murid SMA” gumamnya malas.
Tak ingin membuang waktu lagi Mino –lelaki itu- akhirnya memutuskan mengambil paksa flat shoes yang berada di tangan Lisa. Tanpa memperdulikan Lisa, ia berjalan meninggalkan Lisa yang masih belum sadar dari pikirannya.

“dasar murid SMA aneh” ucap Mino dan pergi meninggalkan Lisa.

Melihat Mino yang sudah tidak ada lagi di depannya membuat Lisa sadar dari lamunan. Mencari-cari dimana keberadaan Mino sekarang. Matanya menatap tangan Mino yang tengah membawa flat shoes yang tadi ada di tangannya. Yah bukankah itu flast shoes peach yang membuat ia terpesona saat pertama masuk ke dalam toko tadi.

‘Tunggu, mengapa flat shoes itu sudah ada di tangan lelaki itu?’ pikir Lisa bingung.

Sadar bahwa flat shoes peach yang ia inginkan sudah berpindah tangan di tangan Mino. Membuatnya dengan sigap melangkahkan kaki mengejar Mino. Berjalan cepat menyusul Mino yang sudah setengah jalan menuju kasir.

Ia tidak akan membiar Mino memiliki flat shoes itu. Itu adalah flat shoes yang ia inginkan, tidak akan ia biarkan orang lain mengambil barang yang ia inginkan. Termasuk lelaki tampan itu yang tadi sudah berhasil membuatnya sedikit terpesona.

Lagipula bagaimana mungkin seorang lelaki memakai flat shoes. Apa dia seorang banci? Apa dia menyukai flat shoes? berbeda dengan lelaki lain yang biasanya lebih menyukain menggunakan sepatu sneakers.

Melihat Mino yang hampir sampai di kasir, membuat Lisa memutuskan untuk menahan langkah laki-laki itu dengan suaranya, “tungguuuu” teriak Lisa yang berhasil menahan langkah Mino.

Dengan gerak cepat Lisa berjalan menghampiri Mino dan berdiri di depan Mino untuk mehalangi Mino melanjutkan langkah kakinya. Lisa menatap Mino dengan garang. Ia merasa bahwa Mino sudah mencuri barang miliknya. Walau sebenarnya belum seutuhnya barang itu miliknya.

“tunggu, itu flat shoes milik ku” ucap Lisa sambil menunjuk flat shoes yang ada di tangan Mino.

“milik mu?” Tanya Mino bingung. “apa kau sudah membelinya?” Tanyanya lagi.

Lisa tergagap mendengar pertanyaan Mino, bingung harus menjawab apa dari pertanyaan Mino. Flat shoes itu memang belum seutuhnya menjadi miliknya karna ia belum membayar flat shoes itu.  Tapi secepatnya ia akan membeli dan membayarnya kekasir jika Mino tidak dengan seenaknya merampas flat shoes itu dari tangannya. Salah ia sih yang sibuk melamun tadi.

“a… anni. Tapi akan” jawab Lisa tergagap. “aku sudah bersiap untuk membelinya tadi”

Mino melengos menatap Lisa malas “itu berarti ini belum menjadi hak mu nona” ucap Mino melewati Lisa.

‘Flat shoes itu memang belum menjadi milikku tapi akan’ pekik Lisa dalam hati.
Lisa meniup poninya dengan kasar, menahan emosinya yang sekarang siap untuk meledak. Kembali Lisa berjalan menghampiri Mino. Menahan langkah lelaki itu dengan berdiri di depannya.

“maaf tuan tapi aku yang akan membeli flat shoes itu, jadi ku mohon padamu untuk mengembalikannya padaku” ucap Lisa penuh penekanan.

Ia tatap tajam mata Mino yang sekarang juga mulai menatap tajam kearahnya. Semula Lisa merasa takut melihat tatapan itu. namun, bukan Lisa namanya jika ia menyerah begitu saja. Jadi ia pertajam tatapan mata kearah Mino.

Mino kembali memutar bola matanya. Lalu menatap kearah Lisa dengan muka kesal. Ia hanya ingin menjalani hari tanpa beban hari ini. Cukup hari ini tidak lebih.

Hari ini memang suasana hati tidak dalam keadaan yang baik. Tidak hanya hari ini memang setiap harinya, hari Mino tidak ada yang bagus. Ada ada saja hal menyebalkan yang harus ia hadapi setiap hari.

Tapi dia fikir hari ini berbeda, karna hari ini tepat hari dimana ia dan pacar yang sangat ia cintai itu mejalin hubungan selama setahun. Ia sudah mempersiapkan tempat yang sangat romantis untuknya dan pacarnya merayakan anniv pertama mereka. namun, dengan seenaknya saja pacarnya itu menelpon bahwa ada hal yang harus ia lakukan. Membuat akhirnya mereka membatalkan janji itu.

Mengingat hal itu mebuat Mino kembali kesal. Ingin rasanya ia memaki-maki saat ini. Ditatapnya Lisa yang masih menatap tajam. Sebenarnya ia dapat memaki saat ini karna ada sasaran empuk yang bisa membuatnya melampiaskan amarah yang ia tahan sejak tadi.

Namun, mengingat Lisa yang masih remaja SMA membuat ia mengurungkan niatnya itu. Ia tidak mau berurusan dengan murid SMA. Karna ia sangat tau betul bagaimana tabiat anak-anak yang masih berada di umur seitu.

Mereka masih saling melempar tatapan tajam yang membuat para pengunjung dan pelayan toko di buat bingung oleh tingkah mereka. Mereka memang tidak saling bertengkar tapi jika melihat mereka saling bertatap seperti itu justru membuat orang-orang akan bingung harus melakukan apa.
Tidak ada yang ingin mengalah, Lisa atau Mino masih tetap pada posisi mereka masing masing. Juga dengan tatapan mereka yang semakin tajam dan menusuk.

Merasa ia sudah banyak menghabiskan waktu karna remaja SMA ini membuat Mino akhirnya mengalah. Membiarkan flat shoes yang niat awal akan ia belikan untuk sang pacar di ambil oleh Lisa. Ia lemparkan flat shoes itu asal kearah Lisa. Lalu berlalu pergi tanpa peduli dengan Lisa yang sekarang telinga dan matanya sudah berasap menahan emosi.

“kau ambil saja” ucap Mino dan berlalu pergi melewati Lisa pergi keluar dari toko.

Lisa menatap punggung Mino dengan emosi yang sudah diatas ubun-ubun. Bagaimana bisa ada manusia sejenis itu hidup di bumi ini. Ia tidak terima dengan apa yang dilakukan Mino padanya. Memberi flat shoesnya dengan cara di lemparkan seperti itu? Sungguh sangat tidak sopan.

Selangkah ia langkahkan kakinya untuk mengejar Mino. Namun ia urungkan karna niat awal ia masuk ketoko ini bukan untuk cari ribut. Ia tidak ingin kehidupannya yang tentram dan damai harus berujung bermasalah dengan lelaki itu.

Yak seperti itulah Lisa, dia bukan lari dari masalah. ia hanya tidak ingin menambah masalah.

Namun, Lisa berjanji jika suatu saat dia bertemu lagi dengan lelaki itu ia akan melempar flat shoes itu kearah kepala lelaki itu. Lihat saja dia sudah berjanji akan membalas apa yang sudah ia dapatkan. Tapi akan lebih baik kalau ia tidak bertemu dengan lelaki itu lagi.

*********

Lisa berjalan malas menyusuri jalan menuju supermarket. Sedikit mengomel-ngomel karna ibunya yang dengan tiba-tiba menyuruhnya ke supermarket. Seharusnya ibunya sadar kalau hari ini sudah malam, bukankah tidak bagus bila ada seorang gadis berjalan sendirian di luar rumah.
Juga Seungyoon kakak laki-lakinya yang dengan cepat menolak untuk menemani ke supermarket. Awas saja jika terjadi sesuatu padanya nanti akan ia tuntut mereka karna sudah membiarkan gadis cantik sepertinya berjalan sendirian diluar rumah. Awas saja.

Suasana malam pada hari itu memang sangat dingin. Padahal sekarang adalah musim panas ia tidak menyangka bahwa ternyata malam pada musim panas tetaplah terasa dingin. membuatnya sedikit mempeeratkan jaket yang sedang ia kenakan.

Sesampainya di tempat supermarket, ia masuk ke dalam supermarket. Memilih barang sesuai yang di suruh oleh ibunya tadi. Tidak susah mencarinya, ia bisa dengan mudah mendapatkannya.
Setelah membayar ke meja kasir, Lisa membawa barang belanjaan keluar dari supermarket. Berjalan untuk kembali kerumahnya. Rumah yang hangat serta nyaman untuk di tinggali.

Braakkk……

Suara gaduh dari sebuah gang gelap tiba-tiba saja mengagetkannya. Membuat langkah lisa sedikit terhenti. Ia pertajamkan fungsi telinga untuk mendengar apa yang terjadi.

Ia tengah berdiri tepat di depan gang gelap itu. Ia yakin bahwa suara itu berasal dari dalam gang yang sedang ia lihat sekarang. Ia pertajam pandangannya ke arah gang, sedikit menyipitkan matanya. Namun tetap saja tidak terlihat apa-apa.

Samar-sama ia mendengar suara orang-orang yang sedang berbicara disana. Pembicaraan mereka tidak terdengar jelas ditelinganya. Cuma dengan cepat ia menyadarkan diri bahwa itu bukanlah urusannya.

Lisa lanjutkan lagi langkah kaki yang sempat terhenti. Melupakan kejadian didalam gang yang membuatnya sedikit penasaran. Sebenarnya ia masih ingin mengetahui apa yang sudah terjadi, tapi ia tidak boleh menghadapi resiko yang belum ia ketahui apa yang akan terjadi nanti.
Bisa saja itu adalah segerombolan preman yang sedang menjalani aksi mereka. atau mungkin hanya segerombolan pemabuk yang sedang melakukan ulahnya. Atau mungkin karna karna yang lain yang bisa saja menyeret ia masuk kedalam pemasalahan yang serius.

Ahh ia tidak suka permasalahan yang serius. Hidupnya terlalu damai untuk menghadapi hal serius seperti itu. Hidup damai seperti saat ini ia rasakan sudah membuatnya senang.

Tak berapa lama Lisa kembali mendengar suara orang yang tengah sibuk dengan pembicaraannya. Suara itu berada di belakang yang ia yakini berasal dari gang gelap yang ia liat tadi. Karna penasaran Lisa kembali berbalik menghadap gang gelap tadi.

Segerombolan lelaki berotot besar yang ia yakini adalah preman berjalan keluar dari dalam gang itu. Otot-ototnya yang besar membuat Lisa meneguk paksa ludahnya. Lisa bergidik ngeri melihatnya.

Benar apa yang ia pikirkan, bahwa itu ulah preman-preman yang sedang melakukan aksinya. Untung ia tidak dengan gegabah masuk kedalam gang itu. Kalau tidak, mungkin sekarang badannya sudah ikut babak belur dihajar preman itu karna sudah mencampuri urusan mereka.

Pandangan Lisa menangkap seseorang dengan muka yang lebam tengah berjalan tertatih-tatih keluar dari gang tersebut. Mulutnya sedikit ternganga melihat keadaan lelaki itu yang sangat memprihatinkan. Pastilah itu ulah dari segerombolan preman tadi.

Keadaan laki-laki itu sangat mengenaskan, matanya membiru, pipinya juga biru, serta bibirnya yang sobek membuat Lisa merasa sangat prihatin melihatnya. Juga baju yang tengah lelaki itu kenakan sudah tidak beraturan lagi bentuknya. Sungguh pemandangan yang sangat mengenaskan.

Apa yang harus ia lakukan? Lisa mulai berfikir jalan apa yang harus ia lakukan. Apa ia harus menolong lelaki itu atau membiarkannya lalu berjalan pulang menuju rumah. Otaknya memilih untuk membiarkan saja lelaki itu dan melanjutkan langkah kaki menuju rumah, namun sebagian hatinya merasakan kasihan dan ingin membantu lelaki itu.

Lisa memilih berbalik kearah jalan menuju rumahnya. Ia lebih memilih keputusan dari otaknya. Ia tidak boleh ikut terseret dalam permasalahan lelaki yang sama sekali tidak ia kenal itu.

Lelaki itu baru saja keluar dari gang tempat para preman itu keluar. Pastilah lelaki itu korban dari preman-preman itu tadi. Benar ia tidak boleh mengambil resiko yang bisa dengan kapan pun bisa menyeretnya masuk kedalam masalah mereka.

Lagipula ia bukanlah tipikal orang yang suka mencampuri urusan orang lain. masalahnya saja suka tidak ia urus apalagi mengurusi masalah orang lain. yah itu bukan urusannya.

“arrgghh”

Langkah kaki yang lisa lanjutkan untuk menuju pulang kerumahnya kembali terhenti. Saat mendengar sebuah teriakan yang berasal dari belakangnya. Ia yakin pasti itu berasal dari lelaki tadi.

Digigit bibir bawahnya sedikit kuat. Bingung dengan pikirannya. Sekarang ia benar benar merasa kasihan dengan lelaki itu. Ia balikkan badan mengarah tempat lelaki itu tadi. Matanya terbelalak melihat lelaki itu yang sudah tekapar lemah di tanah.

 “ahhjussi gwenchana?” Tanya Lisa dan menghampiri lelaki tersebut dengan cepat. “ahh ottokeo” bingung Lisa.

**********

FLAT SHOES (Prolog)

Diposting oleh Mspuput.blogspot.com di 6/25/2017 02:39:00 PM 0 komentar
Flat shoes

Lisa
Aku tidak tau ada apa dengan ku. Kehidupan ku banyak berubah saat bertemu dengan lelaki yang tak sengaja ku selamatkan, hah? Selamatkan? Aku sungguh tidak tau mengapa aku mau menyelamatkannya.
Dan lagi kehidupan ku yang tentram dan damai menjadi hancur karna lelaki itu. dia selalu seenaknya menganggu ku, membuat kepala ku ingin pecah karna menahan emosi. Mungkin jika polisi tidak ada di bumi ini aku sudah akan membunuhnya.

Mino
Siapa sangka ditinggal bertunangan oleh seorang wanita yang sangat ku cintai itu, membuat ku bisa bertemu dengan gadis yang sangat menarik perhatian ku. Dia jauh dari type ideal ku tapi ntah mengapa aku ingin selalu menemuinya.
Ahh dia bahkan senang berkata kotor, sifat wanita yang sangat tidak ku sukai. Masuk kedalam kehidupan gadis itu membuat kehidupan ku yang seperti biasa banyak berubah. Bukan hanya dia yang aneh, tapi orang sekitarnya juga aneh, membuatku semakin betah berada bersamanya.

Cast:
Lalisa Manobal sebagai Lalisa kang aka Lisa
Song Min Ho sebagai Song Min Ho aka Mino
Kang Seung Yoon sebagai Kang Seung Yoon aka Seungyoon
Dong Young Bae sebagai Dong Young Bae aka Taeyang
Kim Ji Soo sebagai Kim Ji Soo aka Jisoo
Kim Dong Hyuk sebagai Kim Dong Hyuk aka Donghyuk
Kim Jennie sebagai Kim Jennie aka jennie
Lee Seung Hoon sebagai Lee Seung Hoon aka Seunghoon

Laman

 

Puput World !!! Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting